Hipnoterapi Untuk Trauma Masa Lalu
Trauma masa lalu bukan sesuatu yang mudah untuk diatasi. Seseorang yang pernah mengalami trauma harus diperhatikan secara khusus agar trauma yang ia rasakan tidak terjadi secara berkelanjutan. Hal ini bisa saja terjadi karena trauma dapat mengganggu kehidupannya, yang kemudian bisa terus menerus terbawa sepanjang hidupnya.
Trauma bisa didapatkan dalam bentuk trauma fisik dan psikologis, di mana trauma psikologis menyangkut pengalaman emosional yang menyakitkan, mengejutkan, menegangkan, bahkan terkadang mengancam jiwa.
Trauma masa masa lalu dapat terjadi akibat apa pun yang mengganggu rasa aman seseorang, termasuk:
- Lingkungan yang tidak stabil atau tidak aman;
- Pemisahan dari orang tua;
- Penyakit serius;
- Prosedur medis yang mengganggu;
- Pelecehan seksual, fisik, atau verbal;
- Kekerasan dalam rumah tangga;
- Diabaikan
Trauma Dalam Perspektif Hipnoterapi
Dari sudut pandang hipnoterapi, gangguan trauma masa kecil mengindikasikan adanya trauma yang tersimpan di pikiran bawah sadar yang mempengaruhi cara kerja sistem syaraf, dimana pikiran bawah sadar masih meyakini bahwa kejadian masa kecil itu masih/sedang berlangsung, sehingga pikiran bawah sadar mengoperasikan respon berupa dorongan menarik/melarikan diri kapan pun ada stimulus yang berhubungan dengan kejadian traumatis tersebut (baik sekedar mengingat, atau pun situasi nyata), yang muncul dalam bentuk gangguan stres.
Bantuan penanganan trauma kecil dalam hipnoterapi ditujukan untuk menetralisir dampak trauma yang tersimpan di pikiran bawah sadar dan mengedukasi ulang sistem syaraf agar kembali berfungsi seperti semula.
Seperti Apa Akibat Dari Trauma Masa Lalu?
Seseorang yang pernah mengalami trauma harus mendapat perhatian lebih, apalagi trauma yang terjadi pada usia kanak-kanak yang dapat mempengaruhi perkembangannya. Hal ini bisa terjadi karena anak mengalami banyak perkembangan, terutama perkembangan otaknya. Dan trauma yang terjadi pada masa ini – bisa didapatkan dari pengabaian orangtua, kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan emosional – dapat mempengaruhi perkembangan normal otak anak, termasuk pada ukuran bagian otak anak yang membantu mengontrol reaksi anak terhadap bahaya.
Pada masa usia anak sekolah, trauma dapat menunda kemampuan anak untuk bereaksi terhadap bahaya, seperti refleks kejut. Perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh akibat trauma dapat mempengaruhi cara anak dan remaja menanggapi bahaya dan tekanan masa depan dalam hidup mereka, dan juga dapat berpengaruh pada kesehatan jangka panjang.
Tidak hanya berdampak secara biologis, trauma juga dapat berdampak pada emosional anak karena pada masa ini pula emosional anak sedang dalam tahap perkembangan. Masa anak adalah masa di mana anak sedang belajar mengenali emosi dan menangani emosi mereka dengan bantuan orangtua maupun pengasuh. Dan ketika trauma terjadi pada masa ini, maka anak akan sulit mengenali emosi mereka. Ini dapat membuat anak menunjukkan emosinya secara berlebihan. Anak juga lebih cenderung untuk menyembunyikan perasaan mereka.
Trauma Masa Kecil Dibawa Hingga Dewasa
Mengalami pelecehan atau penelantaran saat masih kecil dapat memiliki dampak yang signifikan pada kualitas hidupnya saat dewasa kelak. Dampaknya dapat dirasakan di beberapa bidang, seperti kesehatan emosional, kesehatan fisik, kesehatan mental, dan cara dia memandang dirinya sendiri.
Menurut International Society for Traumatic Stress Studies, orang-orang yang selamat dari pelecehan saat anak-anak seringkali mengalami perasaan cemas, khawatir, malu, bersalah, tidak berdaya, putus asa, sedih, dan marah.
Bertahan dari pelecehan atau trauma sebagai seorang anak kerap dikaitkan dengan depresi, keinginan untuk bunuh diri, penyalahgunaan narkoba dan alkohol, serta kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Tidak hanya melukai perkembangan mental, anak-anak yang terkena pelecehan dan trauma dapat mengembangkan apa yang disebut “respons stres yang meningkat”. Ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk mengatur emosi, menyebabkan gangguan tidur, menurunkan fungsi kekebalan tubuh, dan meningkatkan risiko sejumlah penyakit fisik sepanjang masa perkembangan dewasa kelak.
Pengalaman traumatik bisa disebut sebagai sesuatu yang “membunuh” pelan-pelan. Soalnya, perasaan buruk bisa datang tiba-tiba ketika secara tidak sengaja terpapar oleh pemicunya. Pada saat peristiwa traumatis terjadi, pikiran akan membuat banyak asosiasi dengan perasaan, pemandangan, suara, bau, dan sentuhan yang berhubungan dengan trauma.
Ini membuat sensasi serupa dapat memicu ingatan akan pengalaman buruk tersebut. Berbagai hal dapat memicu ingatan yang ingin dilupakan. Bisa dengan membaca cerita tentang trauma orang lain dan menonton program televisi yang menggambarkan peristiwa traumatis yang mirip dengan pengalaman masa lalu.
Trauma Masa Kecil Berdampak Saat Dewasa
Anda mungkin sudah tidak asing dengan trauma, suatu dampak yang terjadi sebagai akibat dari kejadian yang mungkin tidak baik. Anda mungkin trauma dengan kecelakaan mobil, sepeda motor, hingga terjatuh dari ketinggian yang membuat Anda takut untuk kembali berhubungan dengan hal-hal tersebut. Namun, tidak sedikit yang menyadari bahwa ada trauma yang disebut dengan trauma kompleks.
Trauma kompleks mengacu pada pengalaman masa kecil yang sifatnya halus, lambat menghilang., dan bisa jadi sangat berpengaruh terhadap pribadi seseorang yang mengalaminya. Trauma ini sangat sulit ditentukan, dijelaskan, atau diingat. Mereka bisa muncul dalam bentuk foto atau perasaan tidak percaya, bahkan ketika itu berhubungan dengan orang-orang yang tidak berbahaya.
Trauma kompleks tidak selalu tentang apa yang terjadi pada seseorang, ini juga mengenai hal-hal yang tidak terjadi. Bisa jadi, orang yang mengalami trauma tidak dihargai sepantasnya atau tidak mendapatkan kepercayaan oleh orang dewasa di dalam kehidupan mereka. Siapa sangka, ternyata tumbuh kembang anak dengan trauma bisa pengaruhi karakter anak kala dewasa. Bagaimana bisa?
- Trauma Bisa Menyusup Jauh ke dalam Tubuh dan Berkontribusi Terhadap Penyakit Kronis
Trauma kompleks yang terjadi pada masa anak-anak bisa menimbulkan luka fisik selain luka psikologis. Bahkan, trauma ini juga bisa berpengaruh pada kesehatan seseorang dalam jangka panjang. Dalam studi yang dilakukan oleh Virginia Commonwealth University School of Medicine, ditemukan bahwa riwayat trauma karena eksploitasi seksual berdampak pada risiko kanker yang lebih tinggi. Kaitan trauma ini juga berlaku pada penyakit lain, seperti jantung, hati, paru-paru, penyakit autoimun, hingga sakit kepala kronis.
- Trauma Bisa Merusak Hubungan Seseorang dengan Seksualitasnya
Tumbuh di lingkungan yang aman dan penuh perhatian memungkinkan anak belajar tentang tubuh dan masalah seksual dengan cara yang lebih baik. Sebaliknya, tidak adanya pengetahuan atau panutan positif terkait seks bisa berdampak buruk pada hubungan generasi muda dengan masalah seksualnya. Bahkan, semakin tinggi trauma kompleks yang terjadi pada anak, semakin besar kemungkinan mereka memiliki penyakit menular seksual.
- Pemahaman Seseorang tentang Waktu dan Kenyataan dapat Terdistorsi oleh Trauma Kompleks
Setiap orang memang punya ketakutan tersendiri, tetapi mereka yang mengalami trauma kompleks mungkin memiliki ketakutan yang sangat besar di masa lalu dan berdampak besar di masa depan. Celah ini semakin besar kemungkinannya jika seorang anak memiliki trauma kompleks yang signifikan, yang bisa mendorong remaja dengan trauma kompleks ini terlibat dalam perilaku nakal dan berbahaya.
Lalu, Bagaimana Hipnoterapi Dapat Membantu?
Hipnoterapis membantu klien untuk mengakses memori di pikiran bawah sadar yang “terkontaminasi” trauma, disambung dengan melakukan tindakan korektif yang bisa menetralisir muatan trauma itu dan mengedukasi ulang sistem syaraf agar kembali ke fungsi idealnya
Hipnoterapi ditujukan untuk menghasilkan perubahan langsung di pikiran bawah sadar yang terhubung dengan sistem syaraf, hipnoterapi menjadi salah satu solusi komplementer yang bisa secara efektif membantu melengkapi metode pengobatan formal yang dijalani untuk meredakan gejala trauma.
Hipnoterapi bukanlah sebatas proses memberikan sugesti lalu kesembuhan terjadi dengan sendirinya. Sebagai bagian dari keilmuan Psikologi, hipnoterapi mensyaratkan proses yang komprehensif dari hulu ke hilir untuk memastikan kejelasan penuh di balik kondisi trauma yang seseorang alami, untuk kemudian merancang desain penanganan klinis yang melibatkan:
- Relaksasi progresif untuk mengkondisikan ulang sistem pikiran bawah sadar yang berkaitan dengan adanya trauma/luka batin, untuk kembali ke mode normalnya
- Resolusi trauma dengan teknik spesifik yang melibatkan proses rekonsolidasi memori
- Penguatan mental (ego-strengthening) untuk meningatkan ketahanan mental pasca penanganan agar lebih dapat mengendalikan diri dengan lebih baik.
- Melatih self-hypnosis untuk membantu proses mindfulness dan hidup penuh (presence) di masa kini.
Nah Kawargian, apabila Kawargian atau kerabat memiliki permasalahan trauma yang terus menghantui kehidupan, segera konsultasikan pada profesional di bidang kesehatan mental-emosional seperti psikolog, psikiater ataupun hipnoterapis.
Demikian artikel kali ini semoga bermanfaat. Salam Eling Waspada lan Sayaga.
