Hipnoterapi Untuk Penyakit Fisik Akibat Pikiran
Saat ini kita sudah lebih sering mendengar istilah penyakit yang diakibatkan oleh pikiran, saya sendiri sebagai seorang dokter sudah biasa mendengar ada pasien yang mengatakan dirinya atau orang lain “itu sakitnya kayaknya emang kebanyakan pikiran deh” atau “iya sih lagi banyak pikiran ni, apa sakit saya gara-gara itu dok?” namun ada juga yang ketika proses pemeriksaan, tiba-tiba cerita berbagai macam masalah yang terjadi dalam keluarga atau pekerjaannya.
Ketika berada dalam situasi tersebut tentunya kita memang pasti mempertimbangkan bahwa ada kaitan antara penyakit dengan situasi dan kondisi yang dialaminya. Hal inilah yang saat ini sudah umum terjadi, masyarakat sendiri sudah mulai menyadari tentang pengaruh pikiran pada penyakit. Namun terkadang pemahaman tersebut masih belum tentu benar atau bahkan bisa menimbulkan kesalahpahaman.
Karena itu tulisan kali ini akan membahas khusus mengenai penyakit yang diakibatkan oleh pikiran ataupun mental emosional, yang dalam tulisan kali ini saya menyebutnya sebagai faktor psikologis. Karena ternyata masih banyak kesimpangsiuran dalam masyarakat mengenai topik ini. Banyak juga diantara teman sejawat saya baik dalam dunia kedokteran ataupun sebagai terapis mental, masih kesulitan dalam membedakan antara penyakit yang memang diakibatkan oleh fisik dan penyakit yang lebih diakibatkan oleh pikiran atau yang lebih banyak dikenal dalam dunia kedokteran adalah penyakit psikosomatis.
Jadi bagi anda yang masih bingung mengenai bagaimana pemikiran atau faktor psikologis dapat mempengaruhi fisik bahkan hingga menyebabkan penyakit, mari kita bahas dalam artikel berikut ini.
Sekilas Mengenai Penyakit Akibat Pikiran (Psikosomatik)
Di masyarakat umum, selama ini paradigma sakit berasal dari penyebab-penyebab yang bersifat fisik seperti kuman, bakteri, trauma, faktor imun dan sebagainya. Namun dibagian psikosomatis memperkenalkan kepada masyarakat bahwa faktor psikologi seperti pikiran dan mental emosional akan berpengaruh kepada somatis atau biasa disebut sebagai penyakit organis.
Psikosomatik terdiri dari dua kata, yaitu pikiran (psyche) dan tubuh (soma). Istilah gangguan psikosomatik digunakan untuk menyatakan keluhan fisik yang diduga disebabkan atau diperparah oleh faktor psikis atau mental, seperti stres, depresi, takut, atau cemas.
Penderita gangguan psikosomatik umumnya akan merasakan sakit dan masalah pada bagian tubuh tertentu, yang diduga disebabkan atau diperparah oleh kondisi mental, tetapi tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang, seperti foto Rontgen atau tes darah.
Gangguan psikosomatik masih menjadi fenomena medis yang belum dapat dijelaskan secara pasti hingga kini. Yang didapatkan hingga saat ini hanyalah seseorang yang mengalami gangguan psikosomatis ini dapat merasakan gejala penyakit tertentu saat dirinya merasa stres, cemas, atau takut.
Penyakit yang berkaitan dengan penyakit psikosomatis diantaranya yaitu penyakit kronis seperti diabetes mellitus dan hipertensi, dikarenakan penyakit ini meningkatkan gejala psikosomatis sekitar 20% hingga 60%. Selain itu penyakit yang berkaitan dengan penyakit psikosomatis yaitu penyakit jantung koroner, stroke, parkinson, kanker dan tumor.
Bagaimana Pikiran Menyebabkan Penyakit?
Dalam dunia kedokteran hubungan antara faktor psikologis, sistem tubuh dan sistem daya tahan disebut sebagai psiko neuro imunologi dimana faktor psikologis ini akan mempengaruhi otak yang kemudian akan mempengaruhi sistem tubuh secara hormonal dan sistem hormonal ini akan berdampak langsung kepada organ-organ tertentu.
Ketika merasa takut atau stres, aktivitas listrik saraf otak ke berbagai bagian tubuh akan meningkat. Kondisi ini bisa memicu munculnya gejala, seperti denyut jantung menjadi cepat, mual atau ingin muntah, gemetaran atau tremor, berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, atau sakit perut.
Selain itu, stres dan cemas juga diduga bisa memicu pelepasan zat adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah atau melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan berbagai gejala fisik di atas.
Pengidap gejala psikosomatis ini juga kerap berganti-ganti dokter sampai ia menemukan dokter yang ia rasa cocok. Sebab ia merasa membutuhkan dokter mau mengerti, dan mendengarkan setiap keluhannya. Pengidap psikosomatis biasanya tidak terima jika dokter mengatakan bahwa dirinya dalam kondisi baik-baik. Akibatnya ia terus mencari dokter lain yang dapat memahami kondisinya.
Jadi dari pembahasan diatas sebetulnya gejala psikosomatis sebenarnya merupakan respon tubuh terhadap adanya suatu hal yang dianggap ancaman, dimana respon ini dikendalikan oleh pikiran.
Ketika mempelajari hipnoterapi kita mendapatkan bahwa sistem pikiran yang mengendalikan respon tubuh tubuh tersebut terletak pada sistem pikiran bawah sadar. Disinilah tersimpan sistem memori dan respon tubuh terhadap rangsangan apapun yang memicu aktifnya sistem tersebut.
Pengalaman Di Lapangan Pada Kasus Psikosomatik
Sebelum saya membahas hipnoterapi untuk gejala psikosomatik, dari pengalaman praktik saya menemukan bahwa sebetulnya selalu ada keterkaitan diantara pikiran dan fisik kita. Karena tentunya secara normal, fisik tidak dapat bergerak tanpa adanya sinyal dari otak, bahkan secara mudahnya fisik kita tentunya adalah manifestasi dari pikiran kita.
Secara lebih jauh saya menemukan bahwa pada penyakit tentunya juga ada keterkaitan tersebut. Untuk saya sendiri saya lebih sering mengatakan bahwa dalam penyakit selalu ada faktor fisik dan psikologis, sehingga penanganan penyakit tentunya harus mempertimbangkan faktor fisik dan psikologis dari pasien.
Karena itu ketika seseorang didiagnosa psikosomatik, bagi saya itu hanya menunjukkan bahwa pada pasien ini, faktor internal dirinyalah yang lebih berperan dalam penyakitnya. Faktor internal ini bisa berupa kecemasan, rasa takut, termasuk kebiasaan, perilaku dan hal lainnya yang disebabkan oleh tindakan atau pemikiran pasien itu sendiri.
Sedangkan faktor eksternal pada pasien ini, misalkan saja bakteri, virus, parasit atau jamur belum tentu menjadi penyebab utama munculnya penyakit pada pasien ini. Bisa saja kondisi infeksi atau bahkan kondisi fisik lainnya yang dirasakan seperti kelumpuhan, alergi, rasa nyeri ataupun gejala lainnya adalah manifestasi dari respon tubuh terhadap suatu hal.
Namun ada kalanya penyakit hanya disebabkan oleh faktor fisik saja dan itulah yang saya namakan musibah. Sebagai contoh misalkan saja seseorang mengalami kecelakaan ditabrak oleh pengendara lain hingga akhirnya harus kehilangan anggota tubuhnya, tentu saja ini adalah sebuah musibah yang hanya melibatkan fisik. Namun apa jadinya jika seseorang mengalami kecelakaan justru karena dia senang kebut-kebutan, nah maka kecelakaan yang akhirnya menghilangkan anggota tubuhnya tentu saja disini menjadi akibat dari kecerobohannya tersebut. Pada kasus ini tentunya selain perawatan fisik, maka harus dilakukan penanganan juga terhadap sisi psikologisnya yang senang menantang bahaya tersebut.
Hipnoterapi Untuk Psikosomatik
Salah satu metode psikoterapi, yaitu hipnoterapi, dapat meredakan gejala psikosomatik. Dalam metode ini, penderita gangguan psikosomatik akan dibimbing untuk mencari tahu hal apa yang mendasari timbulnya gejala psikosomatik.
Karena dari sudut pandang hipnoterapi, sistem bawah sadar akan menentukan respon tubuh terhadap suatu hal baik itu ancaman ataupun hal lainnya. Dimana respon ini akan sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dalam kehidupan pasien tersebut, khususnya kejadian yang melibatkan reaksi emosional yang tinggi seperti adanya trauma atau luka batin.
Hipnoterapi sendiri merupakan sebuah tehnik terapi yang bertujuan untuk merubah sistem bawah sadar ini agar menjadi lebih fungsional kembali.
Terapi ini juga bisa untuk meredakan rasa cemas yang berlebihan, serta menangani perasaan dan perilaku yang berkaitan dengan gejala penyakit yang dialami. Selain itu, latihan relaksasi atau meditasi juga dipercaya dapat meredakan gejala psikosomatik
Hipnoterapi melakukan perubahan pada sistem pikiran bawah sadar dengan cara :
- Relaksasi progresif untuk mengkondisikan ulang sistem syaraf, kembali ke mode normalnya
- Resolusi trauma dengan teknik spesifik yang melibatkan proses rekonsolidasi memori
- Penguatan mental (ego-strengthening) untuk meningatkan ketahanan mental pasca penanganan
- Melatih self-hypnosis untuk membantu proses mindfulness dan hidup penuh (presence) di masa kini
Demikianlah bagaimana hipnoterapi dapat membantu gejala psikosomatis pada diri kita.
Harapan saya artikel ini dapat memberikan gambaran mengenai manfaat hipnoterapi dalam kehidupan kita. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menjalani kehidupan kita
Salam Eling, Waspada, Lan Sayaga
R Heragustianto Ali Murni
(diolah dari berbagai sumber)
