Apakah OCD Bisa Disembuhkan?
Pernah tidak, anda melihat seseorang yang berada pada suatu kondisi melakukan sesuatu secara berulang-ulang? Misalnya selalu mencuci tangan secara berulang-ulang dan dilakukan secara terus menerus. Perilaku ini juga diikuti dengan adanya pemikiran yang mengganggu, seperti; takut terkena kuman, takut terkena virus penyakit, sehingga ia berulang kali melakukan kegiatan mencuci tangan setiap saat. Biasanya kegiatan ini juga dilakukan untuk mengurangi rasa cemas, karena memiliki pemikiran obsesif tersebut. Dan seringkali tindakan obsesif kompulsif ini juga tidak masuk akal.
Tidak hanya perilaku mencuci tangan yang berulang-ulang, perilaku lain, mengatur barang secara simetris, berulang-ulang memeriksa pintu, mengulang-ngulang kata-kata tertentu saat berbicara pelan atau menghitung sesuatu hal untuk memastikannya berada pada pola tertentu yang diiringi dengan rasa kecemasan yang terkadang tidak masuk akal juga termasuk dalam gangguan obsesif kompulsif. Intinya adalah seseorang yang melakukan suatu rutinitas yang berulang-ulang yang tidak umum dengan orang lain dan diiringin pemikiran akan ada sesuatu yang merugikannya dan perasaan kecemasan yang berlebih.
Dengan kata lain Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah sebuah gangguan mental yang ditandai dengan adanya obsesi dan/ atau kompulsi. Obsesi adalah pikiran, dorongan, atau gambaran yang berulang dan terus-menerus yang dianggap sebagai sebuah pengalaman intrusif dan tidak diinginkan. Sedangkan kompulsi adalah perilaku berulang atau tindakan mental yang dilakukan oleh individu karena merasa terdorong untuk melakukan hal tersebut sebagai bentuk menanggapi obsesi atau menuruti aturan yang harus diterapkan secara kaku.
Apa Penyebab Gangguan Obsesif Kompulsif?
Penyebab OCD belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor yang meningkatkan resiko OCD antara lain : faktor genetik, adanya gangguan pada neurotransmiter (senyawa kimia otak) seperti serotonin dan norepinefrin, faktor temperamental (cenderung memiliki emosi negatif yang tinggi dan menginternalisasi masalah), serta adanya trauma masa kecil seperti mendapat perlakuan abusif, baik secara fisik atau seksual, terkena infeksi dan sesudah mengalami gejala autoimun akibat infeksi.
Bagaimana Gejala OCD?
Gejala OCD yaitu memiliki pikiran, dorongan, atau bayangan yang sebenarnya tidak diinginkan, yang menimbulkan rasa cemas atau penderitaan secara bermakna. Penderitanya akan berusaha untuk menekan atau mengabaikan pikiran, dorongan atau bayangan tersebut, atau bahkan “menetralkan” hal-hal tersebut dengan tindakan lain secara berulang-ulang (kompulsi). Biasanya seseorang dengan gangguan OCD merasa perlu melakukan tindakan-tindakan tersebut untuk mencegah atau mengurangi rasa cemas, penderitaan, atau mencegah hal buruk yang akan terjadi. Namun hal yang perlu diperhatikan, bahwa tindakan kompulsi yang dilakukan tidak realistis atau dilakukan secara berlebihan bila dibandingkan cara-cara yang normal untuk mencegah atau menetralisir sesuatu. Misalnya, penderita OCD yang takut “terkontaminasi” virus covid 19, cenderung akan mencuci tangan secara berlebihan (ada aturan-aturan tertentu misalnya 5 kali menggosok lengan, 9 kali menggosok telapak tangan, dan lain-lain) atau terlalu sering membersihkan rumah atau mandi sampai beejam-jam.
Gangguan Obsesi dan kompulsi ini sangat menghabiskan waktu (biasanya lebih dari 1 jam per hari) atau menyebabkan gangguan dan penderitaan dalam fungsi sosial, pekerjaan, dan fungsi-fungsi penting lainnya dalam hidup. Gejala obsesi-kompulsi yang muncul bukan akibat dari penyalahgunaan zat atau obat tertentu, ataupun kondisi medis umum lainnya. Penderita OCD terkadang dapat merasa malu untuk menceritakan ke dokter apa yang dialami di awal pertemuan karena mereka menyadari apa yang menjadi obsesi-kompulsinya merupakan hal yang berlebihan dan tidak wajar, namun mereka sulit untuk tidak berpikir atau melakukan hal tersebut.
Seperti kasus yang pernah saya tangani pada anak remaja, ia selalu mencuci tangannya secara berulang-ulang, mengganti baju secara berulang-ulang, mengganti spre tempat tidur setiap kali ia baru pakai padahal baru dipasang dan hanya duduk ditempat tidur bukan ia pakai tidur, dan perilaku lainnya yang berhubungan dengan kebersihan. Ia selalu mengulangi perilaku tersebut hanya di dalam rumahnya, jika ia sedang berada di luar rumah, perilaku tersebut muncul tidak sesering di rumah. Hal ini ia lakukan semenjak salah satu keluarganya meninggal karena covid.
Ia tahu jika wabah tersebut sudah berlalu, apalagi dengan gaya hidup sehat dan sudah dilakukan vaksin seharusnya ia akan aman-aman saja. Namun entah mengapa ia masih tetap merasa cemas takut terkena virus tersebut. Sehingga ia tidak mampu mengendalikan dan menghentikan pikiran dan perilakunya tersebut. Setiap hari, ia bisa lebih dari 20 kali (obsesi) hanya sekedar mencuci tangan saja, pikiran untuk melakukan cuci tangan kurang lebih 20 kali sehari (kompulsi) supaya membuat dirinya menjadi lebih tenang.
Beberapa tema yang sering terkait dengan OCD adalah Kebersihan (obsesi akan kontaminasi dan kompulsi dengan membersihkan); Simetris (obsesi akan simetris dan kompulsi dengan mengecek, mengurutkan, dan menghitung); Pikiran yang taboo atau terlarang (obsesi akan agresifitas, seksual, atau keagamaan dan kompulsi yang terkait hal tersebut); dan Menyakiti (ketakutan akan melukai diri sendiri atau orang lain dan kompulsi dengan mengecek)
Diagnosa OCD
Biasanya, dokter akan mendiagnosis penyakit OCD melalui beberapa tindakan. Hal pertama yang dilakukan oleh dokter dalam mendiagnosis penyakit OCD adalah wawancara medis. Setelah menggali keluhan dan riwayat penyakit pasien, kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada masalah kesehatan lain yang diidap oleh pasien. Apabila tidak ditemukan adanya penyakit atau masalah kesehatan lain, dokter akan melanjutkan pemeriksaan berupa evaluasi terhadap psikologis pasien.
Evaluasi psikologis ini dilakukan dengan metode wawancara yang lebih mendalam antara dokter dan pasien. Hal-hal yang akan dibahas dalam evaluasi psikologis yaitu pikiran, perasaan, perilaku, serta gejala yang dirasakan oleh pasien. Dokter secara umum akan mengacu pada teori dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) dari American Psychiatric Association untuk mendiagnosis OCD.
Apakah Perilaku OCD Dapat Disembuhkan?
Pengobatan OCD dapat berupa konsumsi obat-obatan, menjalani psikoterapi, atau keduanya. Jenis obat yang diberikan biasanya antidepresan dengan dosis cukup tinggi. Bila masih belum membaik, dapat diberikan tambahan antipsikotik. Psikoterapi yang diberikan biasanya terapi perilaku kognitif (CBT). Terapi lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan OCD juga dengan menggunakan teknik Hipnosis.
Seperti pada kasus remaja yang pernah saya tangani, sebagai seorang psikolog dan hipnoterapis, saya melakukan terapi dengan menggunakan teknik hipnosis. Saya tidak meminta klien untuk menghentikan terapi obat yang diberikan oleh psikiater kepadanya. Saya di sini hanya membantunya meredakan pikiran takut terkena virus covid dan kecemasannya (takut mati) jika terkena virus covid. Setelah dilakukan penanganan pada kecemasannya hilang, maka diharapkan perilaku obsesifnya juga akan hilang.
Para kawargian apabila, ada keluarga atau kerabat yang mengalami gejala OCD, maka jangan ragu untuk segera mengkonsultasikan kepada ahlinya seperti; psikiater, psikolog atau hipnoterapis. Segera lakukan penanganan agar masalah gangguan OCD bisa segera tertangani.
Demikian penjelasan dari saya, semoga bermanfaat. Salam eling waspada lan sayaga.
