Apakah Hipnoterapi Ilmiah? Seringkali pertanyaan tersebut dilontarkan oleh para klien. Masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa Hipnoterapi itu mistis dan berkonotasi negatif. Mungkin karena pemahaman mereka masih berdasarkan pengalaman orang lain yang “di hipnotis” kemudian tampak tidak sadar dan hilanglah seluruh harta yang mereka bawa/ pakai, atau mungkin ada pengalaman beberapa orang yang menyatakan bahwa ia tampak menjadi tidak ingat apa-apa dan mau melakukan sesuatu saat terhipnotis. Padahal hipnoterapi sebenarnya berbeda dengan ilmu gendam, yang merupakan ilmu hitam dan membuat korban menjadi terhipnotis dan tidak ingat apa-apa saat mereka melakukan suatu kejahatan.
Sebagian masyarakat juga belum sepenuhnya menyadari dan memahami bahwa hipnoterapi sangat berbeda dengan hipnosis panggung (stage hypnosis) yang biasa disaksikan dalam acara hiburan di TV. Sebagian masyarakat juga tidak tahu perbedaan arti dari hipnosis, hipnotis, hipnoterapi, dan hipnoterapis.
Hipnosis adalah ilmu psikoneurofisiologis yang secara saintifik mendasarkan pada perubahan frekuensi gelombang otak dari kondisi beta ke kondisi delta yang mengakibatkan meningkatnya fokus, konsentrasi, dan penerimaan terhadap pesan-pesan mental yang diberikan kepada pikiran bawah sadar.
Mengacu pada definisi di atas maka kondisi hipnosis sesungguhnya adalah kondisi kesadaran khusus (altered state of consciousness) di mana pikiran berada dalam kondisi yang sangat reseptif sehingga dapat dilakukan perubahan atau modifikasi berbagai program pikiran dengan cepat, mudah, dan bersifat permanen.
Bagaimana Cara Kerja Hipnoterapi?
Hipnoterapis, dengan persetujuan klien, akan membimbing klien turun dari gelombang otak dominan beta (pikiran sadar), 12 – 25 Hz, ke gelombang pikiran bawah sadar yang sangat rileks yaitu alfa (8 – 12 Hz), theta (4 – 8 Hz), dan delta (0,5 – 4 Hz). Saat berada di frekuensi ini pikiran klien menjadi sangat reseptif dalam menerima berbagai sugesti atau pesan mental untuk perubahan.
Kondisi pikiran yang sangat reseptif memungkinkan klien mengakses memori (theta), dan emosi (delta) yang selama ini menjadi sumber masalah klien, tanpa gangguan dan intervensi dari pikiran sadar (beta). Dengan demikian klien, dengan bimbingan terapis, dapat melakukan resolusi trauma, rekonstruksi memori, dan melepaskan emosi yang selama ini mengganggu hidup klien, dan sembuh permanen.
Praktik hipnoterapi dan program pendidikan praktisi hipnoterapi mulai banyak berkembang di Indonesia. Namun, sebagai bidang baru dalam ranah kesehatan, sejauh ini belum terdapat kesepakatan mengenai standar praktik maupun pendidikannya di Indonesia. Bagaimanapun juga, manfaat hipnoterapi sangat tergantung dari luas dan mendalamnya penguasaan seseorang mengenai teknik-teknik hipnoterapi yang efektif dan efisien yang didasari oleh riset-riset ilmiah.Hipnoterapi sangat bermanfaat bagi klien bila dilakukan dengan teknik yang benar sesuai dengan prinsip kerja pikiran sadar dan bawah sadar, dan sebaliknya dapat membahayakan klien bila dilakukan tanpa penguasaan mendalam mengenai prinsip kerja pikiran sadar dan bawah sadar. Itulah sebabnya, profesi hipnoterapis perlu dikembangkan melalui standar pendidikan yang bukan hanya mempelajari pengetahuan dan teknik hipnoterapi, melainkan sekaligus membentuk rasa tanggung jawab dan integritas peserta dalam melaksanakan fungsinya sebagai hipnoterapis.
Bukti Ilmiah Manfaat Hipnoterapi
Hipnosis adalah suatu kondisi mental yang mana area kritis dapat ditembus dan diterimanya suatu pemikiran tertentu (sugesti). Kondisi hipnosos bukanlah kondisi tidur atau bahkan sampai tidak ingat sama sekali, hal itu tidaklah benar. Pada kondisi hipnosis seseorang tetap dalam keadaan sadar, hanya gelombang otak yang menurun dan tingkat fokus semkin tinggi. Maka dari itu seseorang yang melakukan proses terapi dengan menggunakan teknik hipnosis akan mengingat proses terapi, malah bukan menjadi lupa.
James Brais adalah Bapak Hipnosis modern adalah orang yang pertamakali mencetuskan istilah hypnosis yang diambil dari bahasa Yunani yang berabti Dewa Tidur. Karena pada waktu itu kondisi hypnosis pada waktu itu dianggap sebagai fenomena “tidur syaraf”. Namun pada penelitian berikutnya ia menyadari bahwa fenomenahypnosis juga bisa terjadi dalam kondisi terbangun. Kekauan otot anestesi juga bisa juga dilakukan saat seseorang terbangun (membuka mata). Setelah mengamati lebih lanjut, James Brain menemukan bhwa yang yang paling penting mempengaruhi fenomena ini adalah keterpakuan pikiran pada satu hal.
Saat itulah James Braid merasa bahwa hipnosis kurang tepat, sehingga ia mengganti istilah itu sebagai Monodeism, yang artinya keterpakuan pada satu ide. Pernahkah Anda sebegitu asiknya sehingga Anda menjadi lupa waktu dan sangat sulit diinterupsi? Atau pernahkah Anda begitu asiknya mengerjakan sesuatu sehingga Anda lupa kalau Anda belum makan? Padahal hari itu sudah sore dan sejak pagi Anda belum makan?
Pernahkan Anda mengalami “kecelakaan kecil”? Pada waktu itu Anda tidak merasakan apapun, namun setelah 1 jam berlalu Anda mulai merasakan perih di bagian tubuh Anda dan ternyata ada luka goresan dan mengeluarkan darah di situ. Hal ini terjadi karena Anda sangat fokus terhadap suatu hal. Anda akan fokus pada diri sendiri saat bercerita tentang kisah Anda yang “inspirasional” atau centimentil, sehingga sulit diinterupsi. Anda fokus pada kondisi “bahaya” sehingga terjadi anatesi alami pada tubuh anda. Hal ini semua adalah yang dinamakan kondisi hypnosis.
Ditinjau dari gelombang Otak
Kondisi hypnosis juga dapat dilihat dari sisi gelombang otak, saat seseorang memasuki kondisi hypnosis, ada perubahan gelombang otak secara frekuensi dan amplitudo. Dari gelombang otak Betha yaitu gelombang yang berputar 12 sampai 27 putaran per detik (12-27cps), turun ke gelombang Alpha (8-12 cps) turun lagi ke gelobang tetha (3-8cps).
Pada gelombang tetha inilah kondisi ideal yang untuk dilakukan terapi. Semakin turun gelombang otak yang lebih rendah, maka otak akan lebih fokus dan memiliki daya serap yang tinggi terhadap sugesti. Bagaimana membuat klien berada berada dalam gelombang otak tetha? Tentunya ada teknik tertentu untuk menggiring klien masuk ke dalam kondisi tetha.
Jadi teknik terapi dengan menggunakan teknik hypnosis ada dasar keilmuannya dan bukan sesuatu yang mistis dan hypnosis juga aman selama dilakukan oleh orang yang ahli. Artinya hipnoterapis atau orang yang menjalankan teknik hipnoterapi haruslah sudah menjalani serangkai pelatihan dan memiliki sertifikat keahliannya, jadi bukan orang sembarangan. Hipnoterapi juga dilakukan di ruang praktek, bukan di tempat umum apalagi sampai dipertontonkan. Karena hipnoterapi dasarnya adalah untuk penyembuhan dari permasalahan psikologis.
