“A good doctor treats the disease; a great doctor treats the patient who has the disease.”
~ William Osler ~
~ oOo ~
Suatu sore, seorang pasien bernama Ibu Rani (bukan nama sebenarnya) datang ke klinik saya. Ini bukan pertama kalinya ia datang ke klinik saya, dan tentunya hal tersebut sudah menjadi semacam “lampu kuning” untuk saya bahwa permasalahan beliau pasti bukan hanya sekedar fisik belaka.
Wajahnya tampak lelah, ia mengeluhkan sesak napas, sakit kepala yang sering kambuh, serta lambung yang sering sakit. Sebelum saya mengenal dunia pikiran lebih dalam, maka tentunya saya akan memberikan obat-obatan yang bisa mengurangi gejalanya. Namun sesuai dengan kutipan diatas, tentunya saya, sebagai seorang dokter yang telah mengenal diri manusia lebih mendalam melalui dunia pikiran, pastinya tidak akan begitu saja cepat mengambil kesimpulan dan memberikan penanganan berdasar informasi yang ada.
Setelah penggalian lebih mendalam, ternyata beliau juga merasakan adanya rasa cemas yang sulit dijelaskan. Ketika saya bertanya lebih jauh, terungkap bahwa Ibu Rani sedang menghadapi banyak tekanan: pekerjaan, keluarga, hingga keuangan. “Dok, apakah semua keluhan ini hanya karena stres? atau apakah ini sesuatu yang lebih serius? Tapi masa sih saya bisa stres? Ko lebay ya?” tanyanya dengan bingung. Nah sampai saat ini mungkin banyak yang masih menganggap remeh atau bahkan dianggap terlalu lebay jika kita mengakui bahwa kemungkinan gejala penyakit yang kita alami berasal dari stres.
Pertanyaan Ibu Rani mencerminkan kebingungan banyak orang tentang stres. Banyak yang mengira stres hanyalah masalah sederhana yang bisa diatasi sendiri. Padahal, stres sering berdampak lebih dalam, mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Dan dari sudut pandang saya, sayangnya ketika permasalahannya memang jatuh kepada stres, ternyata tidak banyak penanganan spesifik yang membahas stres tersebut, kebanyakan masih berfokus pada mengatasi akibat stres seperti yang telah saya tulis dalam artikel saya sebelumnya “perbedaan stres release dan manajemen stres”.
Karena itu bagi saya cukup menarik untuk saya menulis mengenai bagaimana seorang dokter juga bisa berperan dalam menangani stres yang anda alami. Tentunya hal ini memerlukan penanganan khusus yang tidak dimiliki oleh semua tenaga kesehatan, dan artikel ini bertujuan untuk memberikan anda gambaran, hal apa yang bisa dilakukan oleh seorang dokter dalam membantu penanganan stres anda.
Apa Itu Stres dan Mengapa Harus Diatasi?
Stres adalah respons alami tubuh terhadap situasi yang dianggap menantang atau berbahaya. Saat stres terjadi, tubuh melepaskan hormon seperti adrenalin dan kortisol untuk membantu kita bertindak cepat. Namun, jika stres berlangsung lama, hormon ini bisa berdampak buruk pada tubuh, seperti:
- Tekanan darah tinggi
- Gangguan tidur
- Melemahnya sistem kekebalan tubuh
- Masalah pencernaan
- Depresi dan kecemasan
Seperti yang dialami Ibu Rani, banyak orang tidak menyadari bahwa gejala fisik seperti sakit kepala atau nyeri otot sering kali berakar pada stres kronis. Di sinilah peran dokter menjadi sangat penting: untuk mengidentifikasi sumber masalah dan memberikan solusi yang sesuai.
Sayangnya memang seperti yang telah saya sampaikan pada saat awal saya mulai menulis artikel-artikel saya, seringkali dokter dan pasien tidak punya banyak waktu untuk berbicara, entah karena antrian pasien yang sudah panjang, ataupun pasiennya juga tidak paham apa yang harus dibicarakan. Hal seperti inilah yang pada akhirnya seringkali penanganan yang diberikan tidak sampai pada akar masalah dari penyakit yang diderita dan hanya fokus pada penanganan akibat yang dirasakan seperti nyeri kepala ataupun sampai gangguan lambung.
Padahal tentunya jika akar masalahnya masih ada maka pasien akan cenderung berulangkali mengalami gejala penyakit yang sama, sedangkan jika pasien mengatasi akar masalahnya maka tentunya gejala penyakitnya juga akan mereda dengan sendirinya.
Peran Dokter dalam Membantu Pasien Menghadapi Stres
Sampai saat ini seolah ada anggapan bahwa mengatasi stres adalah tugas pemuka agama, tokoh masyarakat, atau keluarga. Dukungan sosial memang penting, tetapi dokter memiliki peran unik dalam penanganan stres tersebut, seperti:
- Pemeriksaan Fisik: Dokter dapat memastikan bahwa gejala seperti sakit kepala atau nyeri dada bukan tanda penyakit serius.
- Penilaian Psikologis: Dokter dapat mengenali apakah stres sudah berkembang menjadi gangguan kecemasan atau depresi.
- Rencana Penanganan Terpadu: Dokter dapat menyarankan kombinasi metode, seperti olahraga, perubahan pola makan, atau terapi medis.
Pada dasarnya seorang dokter akan memastikan terlebih dahulu seperti apa sebetulnya gejala penyakit yang anda rasakan, dan tentunya jika gejala penyakit tersebut cukup berat maka anda akan diberikan penananganan awal terlebih dahulu. Misalkan saja karena stresnya, seseorang telah mengalami kesulitan tidur, hingga tidak tidur selama 5 hari, maka tentunya seorang dokter akan memberikan penanganan awal terlebih dahulu seperti memberikan obat tidur, agar pasien tersebut memulihkan tenaganya terlebih dahulu sebelum membicarakan akar masalah stresnya.
Ketika pasien sudah lebih kondusif untuk diajak berbicara barulah kita bisa membahasa permasalahan apa yang membuatnya stres.
Seorang dokter juga akan memutuskan secara objektif apakah memang gejala penyakit yang dirasakan, diakibatkan oleh atau berkaitan dengan stres atau memang ada gangguan pada organ yang harus segera mendapatkan penanganan.
Hipnoterapi Sebagai Penanganan Stres
Jadi walaupun saya sebagai dokter yang menguasai penanganan kesehatan secara fisik dan mental, tentu saya juga tudak akan asal bicara bahwa semua gejala penyakit anda disebabkan oleh pikiran anda semata. Seyogjanya tentu saja penanganan pada fisik dan mental harus berjalan bersama secara berkesinambungan.
Hipnoterapi adalah alat yang saya pakai ketika memang saya menemukan ada permasalahan dalam hal mental emosional pasien saya, layaknya seorang dokter bedah yang memakai pisau bedah ketika harus mengoperasi pasiennya.
Sebagai dokter yang menguasai hipnoterapi, saya sering membantu pasien dengan metode ini. Hipnoterapi bekerja pada pikiran bawah sadar untuk mengubah pola pikir negatif. Misalnya, seseorang yang merasa “saya tidak cukup baik” dapat dibimbing untuk membangun kepercayaan diri.
Bayangkan tubuh kita seperti gelas air. Setiap stres menambah air di gelas itu. Awalnya, gelas masih cukup kosong, tetapi jika stres terus bertambah tanpa ada pelepasan, gelas akan meluap. Dalam kondisi ini, tubuh mulai menunjukkan gejala fisik dan mental. Konsultasi dokter membantu untuk memastikan adanya gejala tersebut dan kemudian “mengosongkan” gelas dengan cara yang tepat seperti misalnya dengan menggunakan hipnoterapi atau keilmuan manajemen stres lainnya yang dimiliki.
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?
Berikut adalah tanda-tanda Anda mungkin memerlukan bantuan dokter:
- Gejala fisik seperti sakit kepala atau nyeri dada yang tidak kunjung hilang.
- Gangguan tidur lebih dari beberapa minggu.
- Perasaan cemas atau sedih yang terus-menerus.
- Hilangnya minat pada aktivitas yang biasanya disukai.
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Adanya perilaku buruk seperti kecanduan rokok atau hal lain yang merusak kesehatan anda.
Mengenali tanda-tanda ini sejak dini dapat mencegah dampak yang lebih serius.
Selain kasus diatas, saya pernah menangani beberapa kasus lainnya seperti Andi (bukan nama sebenarnya), seorang mahasiswa yang sulit tidur dan berkonsentrasi. Setelah berbicara lebih jauh, ternyata tekanan akademik dan ekspektasi orang tua menjadi beban besar baginya. Dengan hipnoterapi, Andi belajar menerima keterbatasan dirinya dan menemukan cara lebih sehat menghadapi tekanan.
Kasus lain adalah seorang ibu muda yang merasa cemas berlebihan setelah melahirkan. Ia takut membuat kesalahan sebagai orang tua. Dengan terapi relaksasi dan sugesti positif, ia menemukan kembali kepercayaan dirinya.
Kesimpulan
Stres adalah bagian alami dari hidup, tetapi jika tidak ditangani, dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental. Dokter memiliki peran penting dalam membantu Anda memahami dan mengelola stres, dari diagnosis hingga terapi yang mendalam. Jika Anda merasa kewalahan, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.
Ingatlah, kesehatan adalah investasi terbaik. Dengan menjaga tubuh dan pikiran tetap sehat, Anda sedang membangun fondasi untuk hidup yang lebih bahagia. Mari mulai langkah kecil hari ini untuk hidup yang lebih baik.
Salam Eling, Waspada, Lan Sayaga
*diolah dari berbagai sumber