BandungBandung Senin - Jumat 10:00-18:00 +62 811 - 232 - 1220
info@hipnoterapibandung.com
Pelopor
Terdepan di Bandung
Profesional
Praktisi berlisensi
Berpengalaman
Lebih dari 11 tahun
Hubungi Kami

Pengendalian Diri dari Perspektif Kedokteran

“Pengendalian Diri adalah Keselarasan Tubuh, Pikiran dan Jiwa Dalam Mengambil Sebuah Tindakan.”
~ dr. Raden Heragustianto Ali Murni ~

 

Artikel kali ini ditulis pada saat Umat Muslim sedang menjalani ibadah puasa di dalam Bulan Ramadhan. Yang cukup menarik bagi saya, sering kali ibadah puasa ini dikaitkan dengan kata-kata pengendalian hawa nafsu atau pengendalian diri. Sehingga sering kali di Indonesia khususnya, kemampuan pengendalian diri dianggap sebagai kualitas spiritual, mental, bahkan kadang menjadi tolak ukur keimanan seseorang.

Namun, pada kenyataannya, banyak faktor fisik di dalam tubuh juga memiliki peran penting dalam kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri. Dalam dunia kedokteran, kita memahami bahwa faktor fisik seperti ketidakseimbangan hormon, ketidaknormalan ukuran organ, kerusakan otak, ketidakseimbangan kadar elektrolit tubuh, genetik, cedera kepala berat akibat kecelakaan dan aspek lain dari tubuh dapat mempengaruhi pengendalian diri seseorang.

Sebagai seorang dokter saya telah melihat sendiri, ibarat sebuah mobil jika memang sistem pengendaliannya telah rusak maka tentu saja mobil tersebut akan lepas kendali. Maka memang dari pengalaman yang saya lihat di lapangan, khususnya apabila menyangkut gangguan pada sistem saraf pusat, seperti adanya stroke, cedera kepala berat, atau kerusakan otak maka akan lebih sering terlihat penurunan kemampuan pengendalian diri baik secara fisik ataupun mental emosional. Mari kita telaah lebih dalam mengenai hal ini.

 

Faktor Fisik Dalam Pengendalian Diri

Sebagai seorang dokter, saya sering kali menemui pasien yang menghadapi kesulitan dalam mengendalikan diri, dan beberapa di antaranya ternyata memiliki akar penyebab yang berkaitan dengan kondisi fisik mereka. Tentunya di sini saya tidak akan membahas semua penyebab yang telah saya sebutkan di atas, namun saya akan sebutkan beberapa yang sekiranya dapat menunjukkan bahwa faktor fisik tersebut memang dapat mempengaruhi kemampuan pengendalian diri seseorang.

Salah satu contoh yang menarik adalah ketika seorang pasien datang dengan keluhan tentang perubahan mood yang drastis dan kurangnya kontrol emosional yang signifikan. Setelah pemeriksaan menyeluruh, ternyata pasien ini mengalami ketidakseimbangan hormon yang signifikan, yang pada akhirnya memengaruhi kemampuannya untuk mengatur emosi dengan efektif.

Ketidakseimbangan hormon, di antara penyebab-penyebab fisik yang disebutkan di atas, merupakan salah satu permasalahan umum yang sering kali tidak disadari dampaknya terhadap pengendalian diri seseorang. Hormon seperti serotonin, dopamin, dan kortisol memiliki peran penting dalam mengatur suasana hati, motivasi, dan respons terhadap stres. Ketidakseimbangan dalam hormon-hormon ini dapat menyebabkan gangguan suasana hati, kecemasan, dan bahkan depresi, yang semuanya dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri.

Bayangkan hormon serotonin sebagai pengemudi mobil yang bertugas mengatur suasana hati kita. Ketika kadar serotonin rendah, mobil itu melaju dengan tidak terkendali, menabrak segala sesuatu di sekitarnya dan membuat kita sulit untuk mengendalikan arahnya. Namun, ketika kadar serotonin seimbang, mobil itu melaju dengan lancar dan kita dapat mengarahkannya dengan mudah. Begitu juga dengan tubuh kita, ketika hormon-hormon utama dalam keseimbangan, kita lebih mampu mengendalikan emosi dan tindakan kita.

Sering kali dalam kehidupan kita, kita menemui orang-orang yang tampaknya tidak mampu mengendalikan diri mereka dengan baik. Mereka mungkin merasa mudah marah, cemas, atau sedih tanpa alasan yang jelas. Penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa kasus ketidakmampuan ini untuk mengendalikan diri dapat dikaitkan dengan ketidakseimbangan hormon tertentu dalam tubuh mereka. Misalnya, seseorang dengan kadar serotonin yang rendah mungkin cenderung mengalami gangguan suasana hati, sementara orang dengan tingkat kortisol yang tinggi mungkin lebih rentan terhadap stres kronis.

 

Pengaruh Hipnoterapi Dan Terapi Mental Emosional

Tentu saja ketika sebelumnya kita membicarakan mengenai perubahan atau ketidakseimbangan hormon pastinya akan ada faktor penyebabnya. Dalam praktik saya sehari-hari yang sering kali menjadi penyebab ketidakseimbangan tersebut ternyata adalah stres. Yaasaya sendiri menemui bahwa penyebab penyakit di jaman sekarang ini, sering kali bukan dari faktor fisik itu sendiri, tapi merupakan kelanjutan dari stres yang dialami individu dalam berbagai aspek kehidupannya seperti sosial, finansial, spiritual dan lainnya.

Sebagai seorang yang menguasai hipnoterapi atau terapi mental emosional, maka saya akan membantu pasien yang mengalami kesulitan dalam mengendalikan diri akibat faktor-faktor fisik seperti ketidakseimbangan hormon. Dengan menggunakan pendekatan holistik, Anda dapat membantu pasien untuk memahami asal-usul ketidakmampuan mereka untuk mengendalikan diri dan memberikan strategi pengelolaan emosi yang efektif. Karena seperti yang telah saya sebutkan di atas sering kali faktor ini berasal dari stres dalam kehidupan mereka. Terapi ini dapat mencakup teknik relaksasi, meditasi, atau bahkan perubahan gaya hidup yang sehat untuk membantu mengembalikan keseimbangan hormonal dalam tubuh mereka.

 

Kesimpulan

Dalam dunia kedokteran, penting bagi kita untuk memahami bahwa pengendalian diri tidak hanya bergantung pada faktor spiritual atau mental, tetapi juga terkait erat dengan kesehatan fisik seseorang. Hormon dan aspek tubuh lainnya memiliki peran penting dalam kemampuan seseorang untuk mengatur emosi dan tindakan mereka. Melalui pendekatan holistik yang mencakup perawatan fisik dan mental, kita dapat membantu individu untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam pengendalian diri mereka.

Akhirnya, mari kita ingatkan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental kita sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan pengendalian diri. Dengan merawat tubuh kita melalui pola makan yang sehat, olahraga teratur, dan manajemen stres yang efektif, kita dapat membantu memastikan bahwa hormon dan aspek fisik lainnya tetap seimbang, yang pada gilirannya dapat mendukung kesejahteraan emosional dan kemampuan kita untuk mengendalikan diri.

Dengan demikian, menyadari peran penting faktor fisik dalam pengendalian diri kita dapat membantu kita mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk merawat diri kita secara menyeluruh, baik dari segi fisik maupun mental.

Salam Eling, Waspada, Lan Sayaga

Leave a Reply