“Apalah arti mengetahui nama-nama, jika tidak mengetahui hakikatnya.”
~ Benjamin Franklin
~ oOo ~
Lagi dan lagi, pertanyaan-pertanyaan mengenai apa itu hipnoterapi? Apakah hipnoterapi bisa digunakan untuk membuat seseorang mengakui perbuatannya? Atau apakah hipnoterapi seperti yang ada di tayangan televisi?
Bukan sekali-dua kali, namun sering sekali pertanyaan semacam itu kami terima. Ya mau gimana, pengetahuan masyarakat tentang hipnosis dan hipnoterapi kan memang di dapat dari media penyiaran terutama televisi.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, yuk bahas satu persatu.
Apa Itu Hipnoterapi?
Masih banyak yang beranggapan jika hipnoterapi adalah sebuah terapi yang menggunakan hipnosis. Ini tidaklah tepat, mengapa saya mengatakan tidak tepat bukannya mengatakan salah? Ya karena, hipnosis memang digunakan dalam proses hipnoterapi. Sekali lagi, digunakan dalam proses lho ya, bukan digunakan sebagai teknik terapi.
Mungkin definisi yang lebih tepatnya: hipnoterapi adalah terapi yang dilakukan dalam kondisi hipnosis. Inilah alasan kenapa saya mengatakan hipnosis digunakan dalam proses hipnoterapi atau menjadi bagian dari rangkaian hipnoterapi.
Sedangkan teknik terapinya, ya bisa menggunakan berbagai teknik—tergantung kebutuhan dari kliennya. Bisa menggunakan relaksasi, sugesti, parts therapy, regresi, atau yang lainnya. Namun ingat, semua teknik itu dilakukan setelah klien berada dalam kondisi hipnosis atau trance.
Cara kerja hipnoterapi sendiri menyasar program-program bermasalah yang ada di pikiran bawah sadar. Dan yang perlu diketahui, pikiran bawah sadar itu berbeda gelombang otaknya dengan pikiran sadar. Pikiran sadar itu berada di gelombang otak Beta, sedangkan pikiran bawah sadar berada di gelombang otak Alpha dan/atau Theta (tergantung kebutuhan). Disinilah hipnosis digunakan di awal proses hipnoterapi, yaitu untuk menurunkan gelombang otak dari Beta ke Alpha dan/atau Theta, proses menurunkan gelombang otak ini dalam istilah hipnosis dikenal sebagai induksi.
Proses hipnosis selanjutnya adalah untuk memperdalam kondisi hipnosis agar dapat memenuhi prasyarat dilakukannya terapi (sesuai dengan teknik terapi yang akan digunakan), proses ini dikenal dengan istilah deepening. Nah setelah memenuhi prasyarat barulah dilakukan terapi.
Dan seperti yang sudah saya katakan juga jika hipnosis merupakan menjadi bagian dari proses hipnoterapi, itu karena diawali dengan hipnosis maka diakhiri juga dengan hipnosis, ya mungkin ini juga alasan mengapa dinamakan hipnoterapi—ini baru mungkin lho ya! jangan di anggap terlalu serius!
Itulah hipnoterapi, yang ditujukan untuk mengubah dan mengatasi program-program bermasalah dan mengganggu kehidupan seseorang.
Apakah Hipnoterapi Bisa Digunakan Untuk Membuat Seseorang Mengakui Perbuatannya?
Sedehananya begini, dalam diri seseorang itu ada sebuah mekanisme pertahanan yang akan aktif jika orang tersebut “merasa” terancam, mekanisme itu dikenal dengan istilah Ego Defense Mechanism, yang berfungsi melindungi seseorang dari ancaman apapun, yaitu ancaman fisik atau nyawa ada dan juga ancaman lain yaitu rasa hina, rasa malu, rendah diri, termasuk juga aib.
Mengakui sesuatu yang bisa menjadi ancaman, tentunya akan mengaktifkan mekanisme tersebut, apalagi jika dipaksa untuk mengakui hal yang tidak pernah dia lakukan. Ada pepatah mengatakan, “Berani mengakui sebuah kesalahan adalah sikap ksatria!” Ya itu memang benar adanya, namun jika berani mengakui kesalahan yang tidak pernah dilakukan bukanlah sikap ksatria melainkan sikap bodoh!
Nah, jadi Ego Defense Mechanism inilah yang melindungi seseorang dari berbagai ancaman, bisa dikatakan bahkan dalam kondisi hipnosis sekali pun, jika mekanisme ini merasa permasalahan yang akan diungkapkan oleh seseorang itu berpotensi menjadi ancaman, maka ia akan aktif secara otomatis. Bisa itu dengan diam membisu atau tetap mengungkapkannya namun yang diungkapkannya adalah hal yang tidak benar alias bohong.
Kembali ke pertanyaan, apakah hipnoterapi bisa digunakan untuk membuat seseorang mengakui perbuatannya? Jawabannya bisa ya, bisa juga tidak, semua tergantung pada tempat dimana ia akan mengungkapkannya, jika ia merasa tempat ia mengungkapkannya itu dirasa aman dan pada orang yang tepat, orang yang dapat menjaga kerahasiaan, misal di ruang terapi bersama hipnoterapis yang mampu menjaga etika profesi dan prinsip private and confidential, yang mana prinsip ini menjamin kerahasiaan kliennya.
Apakah Hipnoterapi Itu Seperti Yang Ada Di Tayangan Televisi?
Jwabannya: Tidak! Keduanya berbeda, meskipun sama-sama hipnosis namun ada perbedaannya juga. Persamaannya, sama-sama menggunakan proses induksi-deepening dan diakhiri dengan awakening. Perbedaannya adalah tujuan, kerangka, dan waktu.
Tujuan hipnoterapi adalah untuk membantu permasalahan klien, sedangkan tujuan tayangan adalah sekedar hiburan. Kerangka hipnoterapi dibuat khusus untuk proses terapi, dimana harus berada dalam ruang yang aman, nyaman dan terjaga kerahasiaannya, sedangkan kerangka hiburan dibuat untuk menghibur, jadi tidak boleh terdapat hal yang dapat berpotensi terjadinya abreaksi atau reaksi abnormal akibat ledakan emosi yang dapat menggagalkan proses hipnosis.
Perbedaan terakhir adalah waktu. Dalam hipnoterapi dibutuhkan waktu yang cukup untuk masuk ke dalam kondisi hipnosis dan memperdalamnya agar memenuhi syarat dilakukannya terapi, sedangkan dalam sebuah tayangan program televisi sangat berbeda, justru proses yang dilakukan harus cepat untuk mengantisipasi munculnya Ego Defense Mechanism, yang kemungkinan aktif jika merasa apa yang terjadi memiliki potensi mempermalukan dirinya. Jika prosesnya terlalu lama dan mekanisme aktif, maka akan bubar alias gagal.
~ oOo ~