Apakah Hipnoterapi Dapat Menghapus Ingatan?
Bu, bisakah hipnoterapi bisa menghapus ingatan saya tentang mantan saya? Atau menghapus ingatan tentang peristiwa yang menyakitkan/ mengecewakan saya? Itu adalah pertanyaan yang cukup sering saya dapatkan dari klien saya. Secara tegas saya katakan bisa, tapi tidak boleh. Mengapa? Analoginya dari pertanyaan tersebut adalah begini, “bu, apakah boleh api ditumpukkan jerami dimasukkan lebih dalam lagi ke dalam tumpukan jerami, agar dari luar tidak tampak lagi? Ya tentu bisa, tapi apa yang sebenarnya Anda inginkan dari menghilangkan sebuah api dari penglihatan Anda? Apa yang Anda inginkan dari menyembunyikan ingatan negatif dari pikiran sadar Anda? Kalau Anda sekedar tidak hanya ingin melihatnya lagi, maka anda perlu menyadari bahwa :
- Manusia tidak bisa benar-benar lupa akan suatu hal
Ingatan dari peristiwa pengalaman masa lalu, tidak akan bisa dihilangkan sama sekali. Ia mirip dengan sebuah benda yang dengan susah payah Anda cari di dalam gudang dengan penuh tumpukan barang. Mungkin Anda akan sulit menemukannya, tetapi dengan memasuki alam bawah sadar, maka Anda akan mudah mengakses ingatan itu.
- Bukan ingatan yang memperburuk perasaan Anda, namun “rasa dari ingatan itu
Saat suatu kejadian berlangsung, sebenarnya sifatnya netral. Masing-masing orang akan mempersepsikan kejadian tersebut berbeda-beda untuk satu peristiwa. Contohnya, saat anda dan kawan anda sedang berjalan-jalan, dan ketika itu tiba-tiba ada seekor anjing. Bisa saja reaksi Anda dan kawan Anda akan tidak sama. Anda mungkin anak berteriak ketakutan, dan kawan Anda akan berjalan dengan santainya.
Bagaimana kita menginterpretasikan pengalaman yang sudah menjadi memori itu sangatlah penting, karena ia menentukan bagaimana perasaan kita, karena ia menentukan bagaimana perasaan kita. Jika Anda belum ikhlas dengan pengalaman yang sudah terjadi, maka otak Anda akan menangkap intan tersebut sebagai sesuatu yang “bermasalah” dalam diri kita. Sesuatu yang bermasalah tersebut perlu mendapat perhatian kita. Oleh karenanya akan sangat mungkin jika ingatan buruk itu yang menjadi “trending topic” dipikiran kita.
Ada beberapa orang yang memiliki mekanisme pertahanan dengan cara “menekan” dalam-dalam trending topik yang mengganggu pikiran kita tersebut. Mungkin ya sejenak tampak lupa, namun psikis lama kelamaan akan lelah dan sewaktu-waktu akan meledak dikemudian hari. Menurut Sigmund Freud, “Emosi yang tidak terekspresikan tidak akan pernah mati, mereka terkubur hidup-hidup dan akan kembali dalam wujudnya yang lebih buruk”.
Bagaimana tanda-tanda “Emosi” akan muncul dalam kondisi yang lebih buruk? Yaitu muncul rasa sedih tanpa sebab, atau marah yang berlebihan padahal stimulus yang muncul sederhana atau seharusnya tidak perlu berekasi marah seperti itu. Hal ini tentu akan menimbulkan masalah baru untuk orang lain maupun untuk dirinya sendiri. Bahkan ada beberapa kasus korban bencana alam, korban penculikan sadis dapat mengalami Amnesia Disosiatif dan Fugue Disosiatif, yaitu suatu gangguan dimana ia terganggu ingatannya karena peristiwa traumatik yang dalam.
80% perasaan manusia ditentukan oleh self talk. Akan menjadi sangat penting apa yang sudah Anda katakan pada diri sendiri. Jika Anda masih menyimpan dendam membara, benci, kecewa, penyesalan yang amat sangat, maka sama halnya Anda menabur “hawa panas” dalam jiwa Anda. Sedangkan apakah mungkin jiwa anda yang sedang terluka bisa berpikir positif, merasa positif dan berperilaku positif. Tentu akan sangatlah sulit.
Jadi kesimpulan dari semua ini adalah; kegagalan seseorang sebenarnya bukan dari luar, namun dimulai dari dalam. Sesuatu hal yang kecil yang dibiarkan menganga, lama-lama akan semakin membesar dan akan menghancurkan seluruh sistim. Yang perlu dilakukan adalah diselesaikan permasalahan yang ada di dalam diri (bawah sadar) maka emosi yang menyertainya akan hilang, namun ingatan akan sesuatu yang membuat Anda terluka akan tetap ada. Jadi apakah masih perlu menghilangkan ingatannya, jika emosi tentang peristiwa tersebut sudah hilang?